Senin, 01 Maret 2021

 Assalamu'alaikum, saat ini Admin akan menginfokan Tujuan Hidup Menurut Al-Quran dan Hadits, semoga bermanfaat ya , Manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk mengemban amanah dan menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi. Dengan melihat asal mula kejadian manusia, kita dapat mengetahui bahwa Allah memberikan kelebihan bagi manusia dalam hal akal dan pengetahuan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Saat Allah SWT menciptakan Adam As, Allah memerintahkan para malaikatnya untuk bersujud kepada Adam karena kelebihan yang ia miliki meskipun ada makhluk yang menolak untuk bersujud yakni iblis (baca hakikat penciptaan manusia). Asal mula kejadian manusia disebutkan dalam firman Allah berikut ini :


ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۖ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ

“Yang membuat segala sesuatu yang memciptakan sebaik-baiknya dan memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunan dari saripati air yang hina kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya ruh (ciptaan) Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati (tetapi) sedikit sekali tidak bersyukur.”(QS As sajadah 7-9)


Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, Kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, Kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), Kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, Maka apabila dia menetapkan sesuatu urusan, dia Hanya bekata kepadanya: “Jadilah”, Maka jadilah ia. (QS Al Mukmin 67)

Tujuan Hidup Menurut Al-Quran dan Hadits

Manusia tidak diciptakan begitu saja tanpa adanya tujuan hidup. Adapun tujuan utama manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah agar dapat menyembah dan beribadah kepada Allah SWT. Berikut ini adalah tujuan hidup manusia di bumi yang disebutkan dalam Alqur’an dan sunah rasul

1. Menyembah Allah

Adapun tujuan hidup manusia yang paling utama adalah untuk menyembah dan beribadah kepada Allah SWT. Sebagai hamba Allah, manusia wajib menjalankan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya. Manusia juga harus menjadikan rukun iman dan rukun islam sebagai pedoman hidupnya. Berikut ini adalah ayat yang menyebutkan kewajiban manusia untuk beribadah kepada Allah SWT

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (Qs Adz zariyat : 56).

Rukun Iman - Rukun iman merupakan landasan kepercayaan seorang Muslim dalam agama Islam. Terdapat enam rukun iman yang wajib diyakini dalam Islam.

Rukun dapat diartikan sebagai pilar atau tiang. Sedangkan iman bermakna kepercayaan. Sehingga rukun iman berarti pilar yang wajib dipercaya. Kepercayaan itu diwujudkan dengan cara membenarkan dan diyakini dari dalam diri atau hati, mengakui secara lisan atau kata-kata, dan mengamalkannya dalam bentuk tindakan sehari-hari.

Rukun iman juga menjadi landasan perbuatan seorang Islam bagaimanapun keadaannya, baik dalam susah dan senang, termasuk dalam masa wabah maupun pandemi, seperti pandemi infeksi virus corona.

Dalam Hadist Riwayat Imam Muslim terdapat enam rukun iman yang wajib dipercaya.

"Maka kabarkan padaku tentang iman, Rasulullah bersabda: Iman adalah bahwa kamu beriman kepada Allah dan malaikat-Nya, segala kitab-Nya, dan Rasul-Nya dan hari akhirat serta kamu beriman dengan qadar baik dan buruk," hadis riwayat Imam Muslim.

Berikut penjelasan mengenai rukun iman dalam Islam.

1. Iman kepada Allah SWT

Rukun iman pertama yang wajib diyakini adalah percaya kepada Allah SWT. Setiap orang yang beragama Islam harus percaya bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa dan tiada Tuhan selain Allah.

Percaya kepada Allah SWT juga berarti percaya bahwa Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu, percaya kepada ketetapan Allah, dan sifat-sifat Allah yang terdapat dalam Asmaul Husna.

Percaya kepada Allah SWT diwujudkan dalam perilaku yang selalu menjalani perintah Allah SWT dan menjauhi setiap larangan-Nya

2. Iman kepada malaikat

Yang kedua, setiap Muslim mesti percaya bahwa Allah juga menciptakan malaikat dengan berbagai macam tugas. Jumlah malaikat sangat banyak dan ada 10 malaikat yang wajib diketahui.

Berikut 10 malaikat yang wajib diketahui:

1. Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu

2. Malaikat Mikail bertugas menyampaikan rezeki

3. Malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala

4. Malaikat Izrail bertugas mencabut nyawa

5. Malaikat Munkar menanya ruh di alam kubur

6. Malaikat Nakir bertugas menanya ruh di alam kubur

7. Malaikat Raqib bertugas mencatat amal baik manusia

8. Malaikat Atid bertugas mencatat amal buruk manusia

9. Malaikat Malik bertugas menjaga pintu neraka

10. Malaikat Ridwan bertugas menjaga pintu surga.

Dengan mempercayai keberadaan malaikat beserta tugasnya, manusia mesti mengamalkannya dan berperilaku yang baik. Misalnya percaya kepada malaikat berarti percaya ada yang mengawasi dan mencatat setiap perbuatan baik dan buruk yang dilakukan.

3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT

Setiap umat Islam juga mesti mengimani kitab-kitab yang diturunkan Allah SWT yakni kitab Zabur kepada Nabi Daud AS, kitab Taurat kepada Nabi Musa AS, kitab Injil kepada Nabi Isa AS, dan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW.

Percaya kepada kitab berarti mengamalkan apa yang terdapat dalam kitab suci tersebut. Umat Islam mesti berpegangan pada Alquran dalam menjalankan kehidupan.

4. Iman kepada nabi dan rasul

Setiap Muslim juga harus meyakini Allah mengutus nabi dan rasul untuk menyampaikan wahyu. Terdapat 25 nabi dan rasul yang wajib diimani yakni dari nabi pertama Nabi Adam AS hingga nabi terakhir Nabi Muhammad SAW.

Percaya pada nabi dan rasul diwujudkan dengan meyakini serta meneladani setiap kisahnya. Umat Islam juga mesti mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW.

5. Iman kepada hari akhir

Umat islam harus percaya bahwa hari akhir atau hari kiamat pasti akan terjadi. Terdapat dua kiamat yang diyakini yakni kiamat sugro atau kiamat kecil dan kiamat kubro atau kiamat besar.

Kiamat sugro berupa bencana alam dan juga kematian. Sedangkan kiamat kubro berarti hancurnya semua alam semesta dan tanda dimulainya kehidupan akhirat.

Iman kepada hari kiamat ditandai dengan berperilaku dan beribadah dengan baik bahwa setiap amal dan perbuatan bakal diperhitungkan dan dibalas Allah di hari kiamat.

6. Iman kepada qada dan qadar

Terakhir, umat Islam mesti mengimani terdapat qada dan qadar yang baik maupun yang buruk. Allah sudah menetapkan baik dan buruknya takdir untuk umat-Nya.

Dengan beriman pada qada dan qadar, setiap orang yang beragama Islam harus berusaha dan juga berserah diri pada ketetapan Allah, apapun yang terjadi. Setiap orang juga harus berprasangka baik pada ketetapan Allah, baik dan buruknya, merupakan sesuatu yang baik untuk umatnya yang beriman dan bertakwa.

Rukun Islam - 5 Rukun Islam yang Wajib Dipahami Umat Muslim

Sebagai seorang Muslim, wajib sekali untuk mengetahui, mengimani dan mengamalkan Rukun Islam. Rukun Islam merupakan pilar atau pondasi bagi umat Muslim. Oleh karena itu, seorang Muslim sudah sepatutnya menjaga pondasi keislaman dalam diri agar selamat di dunia dan akhirat.

Rukun Islam itu ada 5 yaitu, mengucapkan syahadat, mengerjakan salat, mengeluarkan zakat, mengerjakan puasa di bulan Ramadan, dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.

Pengertian Rukun Islam

Menurut Slamet Mulyono dalam buku Rukun Islam, Rukun Islam artinya pokok-pokok ajaran Islam, dan sebagai seorang yang beragama Islam harus mengamalkan pokok-pokok ajaran islam tersebut.

Selain itu, dalam buku Tuntunan Lengkap Rukun Islam & Doa: Kunci Beragama Secara Kafah karya Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, para ulama menjelaskan dari Rukun Islam ada yang menjadi persyaratan mutlak dalam mengukur keislaman seseorang, tapi ada juga yang tidak. Syahadat menjadi rukun mutlak sementara Rukun Islam yang lain tidak.

Artinya, apabila seorang muslim tidak bersyahadat maka bisa dikatakan ia bukan seorang muslim atau beragama islam. Namun, apabila seorang Muslim tidak melaksanakan rukun Islam selain syahadat, tidak berarti ia bukan Muslim yang taat.

Lain halnya jika seorang Muslim tidak menjalankan rukun Islam karena malas. Hal ini dianggap sebagai bentuk pengingkaran seorang muslim terhadap Rukun Islam, dan bisa disebut ke dalam kategori umat yang belum taat.

Rukun Islam Pertama: Syahadat

Syahadat merupakan rukun islam yang pertama. Syahadat artinya bersaksi mengakui adanya Allah dan Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah. Seorang muslim dan orang yang ingin masuk ke dalam Islam, harus melafalkan dua kalimat syahadat sebagai syarat mutlak.

Melafalkan berarti harus mengetahui arti dan makna dari kalimat Syahadat itu sendiri, diyakini dalam hati serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut bacaan kalimat Syahadat beserta arti dan latinnya:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah

Artinya:

"Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah".

Rukun Islam Kedua: Salat

Salat merupakan rukun Islam kedua. Ibadah ini wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.

Dalam buku Rukun Islam, salat artinya berdoa atau mengagung kan ucapan-ucapan atau perbuatan yang diawali dengan takbiratul-ihram dan di akhiri dengan salam. Dalam sehari semalam ada lima waktu salat yang wajib dikerjakan yaitu, salat Subuh, salat Zuhur, salat Asar, salat Magrib dan salat Isya.

Rukun Islam Ketiga: Zakat

Dalam buku Ensiklopedia Rukun Islam Zakat berdasarkan etimologi, Zakat berasal dari kata (bahasa Arab): “zakkaa - yuzakkii - tazkiyatan - zakaatan” yang artinya memiliki arti bermacam-macam, yaitu thaharah (mensucikan), namaa’ (tumbuh atau berkembang, barakah (karunia Allah diberikan kepada hamba-Nya), atau amal soleh.

Kemudian, menurut terminologi syariat (istilah), zakat adalah bagian dari sejumlah harta tertentu di mana harta tersebut telah mencapai syarat nishab (batasan yang wajib dizakatkan), yang diwajibkan Allah SWT untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu.

Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 43:

وَ اَقِیۡمُوا الصَّلٰوۃَ وَ اٰتُوا الزَّکٰوۃَ وَ ارۡکَعُوۡا مَعَ الرّٰکِعِیۡنَ

Artinya:

"Dan dirikanlah shalat, serta tunaikan zakat, dan rukuklah bersama dengan orang-orang yang ruku".

Rukun Islam Keempat: Puasa

Rukun Islam selanjutnya yaitu, puasa. Puasa merupakan ibadah menahan diri atau berpantang makan, minum, dan segala yang membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari.

Menurut Az-Zaharani dalam buku Konseling terapi: Musfir bin Said Az-Zahrani, puasa adalah satu latihan untuk mengendalikan nafsu syahwat. Puasa juga mendorong seseorang untuk berperilaku baik, mendengarkan kata hati tanpa harus seorang pun mengawasinya, berlatih bersabar dalam memikul beratnya tanggung jawab dalam mencari nafkah dan dalam setiap permasalahan hidup.

Rukun Islam Kelima: Haji

Rukun Islam terakhir yaitu, menunaikan ibadah Haji. Menurut Drs. Syarif Hidayatullah dalam buku Ensiklopedia Rukun Islam Haji ada berbagai macam arti haji. Yang pertama secara lughawi (bahasa), haji diartikan dengan sengaja-menyengaja, qashd yakni maksud, tujuan-menuju atau mengunjungi.

Sedangkan menurut etimologi haji ialah, menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksana kan ritual ibadah tertentu pula. Tempat yang dimaksud yaitu, Ka'bah, Mas’a, Arafah, Muzdalifah dan Mina dan untuk waktunya yaitu bulan haji (Dzulhijjah).

Haji merupakan bagian Rukun Islam yang terakhir. Namun, hanya orang-orang mampu yang diwajibkan untuk menunaikan ibadah Haji.

فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ ۖ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

Fiihi aayaatun bai-yinaatun maqaamu ibraahiima waman dakhalahu kaana aaminan walillahi ‘alannaasi hijjul baiti maniistathaa’a ilaihi sabiilaa waman kafara fa-innallaha ghanii-yun ‘anil ‘aalamiin(a)

Artinya: “Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barang siapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajipan manusia terhadap Allah adalah melaksana kan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajipan) haji, maka ketahui lah bahwa Allah Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam". - QS. Ali Imran [3]:97

Adapun ibadah yang dapat dilaksanakan oleh manusia untuk memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah dapat berifat umum maupun khusus. Ibadah yang bersifat khusus adalah ibadah yang langsung ditujukan kepada Allah SWt seperti shalat, baik shalat wajib ataupun shalat sunnah, puasa (baca puasa ramadhan dan keutamaan puasa senin kamis), zakat (baca penerima zakat dan syarat penerima zakat), haji (baca syarat wajib haji) dan ibadah lainnya yang sifatnya sunnah seperti membaca Alqur’an (baca manfaat membaca Alqur’an dalam kehidupan dan manfaat membaca alqur’an bagi ibu hamil), bersedekah (baca keutamaan bersedekah). Adapun ibadah yang dilakukan secara umum adalah ibadah yang kaitannya dengan hubungan manusia dengan sesamanya seperti menyambung tali silaturahmi (baca keutamaan menyambung tali silaturahmi) dan tolong menolong antar sesama sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk sosial

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al hujurat : 13)

2. Menjalankan perannya sebagai khalifah

Manusia adalah khalifah di muka bumi dan setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Istilah khalifah disini adalah pemimpin dimana manusai bertanggung jawab menjaga keberlangsungan hidupnya dan alam sekitarnya. Sebagai makhluk yang dikaruniai akal maka manusia memiliki kewajiban untuk mengelola sumber daya alam dan menjaga kelestariannya. Tidak hanya itu, manusia juga berkewajiban untuk menjaga dirinya sendiri dari perilaku yang tidak baik karena setiap perlakuan atau perbuatan manusia di dunia kelak akan dimintai pertanggung jawabannya. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Albaqarah ayat 30 yang bunyinya (baca hakikat manusia menurut islam)

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.(QS Al Baqarah :30)

3. Meneruskan Ajaran islam

Tidak hanya beribadah dan menjalankan tugasnya sebagai khalifah, manusia juga wajib menuntut ilmu dan meneruskannya (baca hukum menuntut ilmu) pada generasi selanjutnya agar ajaran islam tetap terjaga hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan menurut islam yang menyebutkan bahwa ilmu pendidikan islam bukan hanya ilmu yang diajarkan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT akan tetapi juga untuk menuntun perilaku manusia dan menunjukkan perbuatan amar ma’ruf nahi mungkar. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah surat Al imran ayat 104 yang bunyinya


وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ


“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.“(QS Al Imran : 104)


Tujuan hidup manusia tersebut hendaknya dipahami dan dilaksanakan oleh manusia karena tanpa tercapainya tujuan hidup tersebut maka tuhas manusia di bumi ini tidaklah dapat terpenuhi.

1.3.21 Admin

 Assalamu'alaikum, saat ini Admin akan menginfokan Tujuan Hidup Menurut Al-Quran dan Hadits, semoga bermanfaat ya , Manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk mengemban amanah dan menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi. Dengan melihat asal mula kejadian manusia, kita dapat mengetahui bahwa Allah memberikan kelebihan bagi manusia dalam hal akal dan pengetahuan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Saat Allah SWT menciptakan Adam As, Allah memerintahkan para malaikatnya untuk bersujud kepada Adam karena kelebihan yang ia miliki meskipun ada makhluk yang menolak untuk bersujud yakni iblis (baca hakikat penciptaan manusia). Asal mula kejadian manusia disebutkan dalam firman Allah berikut ini :


ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۖ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ

“Yang membuat segala sesuatu yang memciptakan sebaik-baiknya dan memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunan dari saripati air yang hina kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya ruh (ciptaan) Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati (tetapi) sedikit sekali tidak bersyukur.”(QS As sajadah 7-9)


Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, Kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, Kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), Kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, Maka apabila dia menetapkan sesuatu urusan, dia Hanya bekata kepadanya: “Jadilah”, Maka jadilah ia. (QS Al Mukmin 67)

Tujuan Hidup Menurut Al-Quran dan Hadits

Manusia tidak diciptakan begitu saja tanpa adanya tujuan hidup. Adapun tujuan utama manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah agar dapat menyembah dan beribadah kepada Allah SWT. Berikut ini adalah tujuan hidup manusia di bumi yang disebutkan dalam Alqur’an dan sunah rasul

1. Menyembah Allah

Adapun tujuan hidup manusia yang paling utama adalah untuk menyembah dan beribadah kepada Allah SWT. Sebagai hamba Allah, manusia wajib menjalankan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya. Manusia juga harus menjadikan rukun iman dan rukun islam sebagai pedoman hidupnya. Berikut ini adalah ayat yang menyebutkan kewajiban manusia untuk beribadah kepada Allah SWT

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (Qs Adz zariyat : 56).

Rukun Iman - Rukun iman merupakan landasan kepercayaan seorang Muslim dalam agama Islam. Terdapat enam rukun iman yang wajib diyakini dalam Islam.

Rukun dapat diartikan sebagai pilar atau tiang. Sedangkan iman bermakna kepercayaan. Sehingga rukun iman berarti pilar yang wajib dipercaya. Kepercayaan itu diwujudkan dengan cara membenarkan dan diyakini dari dalam diri atau hati, mengakui secara lisan atau kata-kata, dan mengamalkannya dalam bentuk tindakan sehari-hari.

Rukun iman juga menjadi landasan perbuatan seorang Islam bagaimanapun keadaannya, baik dalam susah dan senang, termasuk dalam masa wabah maupun pandemi, seperti pandemi infeksi virus corona.

Dalam Hadist Riwayat Imam Muslim terdapat enam rukun iman yang wajib dipercaya.

"Maka kabarkan padaku tentang iman, Rasulullah bersabda: Iman adalah bahwa kamu beriman kepada Allah dan malaikat-Nya, segala kitab-Nya, dan Rasul-Nya dan hari akhirat serta kamu beriman dengan qadar baik dan buruk," hadis riwayat Imam Muslim.

Berikut penjelasan mengenai rukun iman dalam Islam.

1. Iman kepada Allah SWT

Rukun iman pertama yang wajib diyakini adalah percaya kepada Allah SWT. Setiap orang yang beragama Islam harus percaya bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa dan tiada Tuhan selain Allah.

Percaya kepada Allah SWT juga berarti percaya bahwa Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu, percaya kepada ketetapan Allah, dan sifat-sifat Allah yang terdapat dalam Asmaul Husna.

Percaya kepada Allah SWT diwujudkan dalam perilaku yang selalu menjalani perintah Allah SWT dan menjauhi setiap larangan-Nya

2. Iman kepada malaikat

Yang kedua, setiap Muslim mesti percaya bahwa Allah juga menciptakan malaikat dengan berbagai macam tugas. Jumlah malaikat sangat banyak dan ada 10 malaikat yang wajib diketahui.

Berikut 10 malaikat yang wajib diketahui:

1. Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu

2. Malaikat Mikail bertugas menyampaikan rezeki

3. Malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala

4. Malaikat Izrail bertugas mencabut nyawa

5. Malaikat Munkar menanya ruh di alam kubur

6. Malaikat Nakir bertugas menanya ruh di alam kubur

7. Malaikat Raqib bertugas mencatat amal baik manusia

8. Malaikat Atid bertugas mencatat amal buruk manusia

9. Malaikat Malik bertugas menjaga pintu neraka

10. Malaikat Ridwan bertugas menjaga pintu surga.

Dengan mempercayai keberadaan malaikat beserta tugasnya, manusia mesti mengamalkannya dan berperilaku yang baik. Misalnya percaya kepada malaikat berarti percaya ada yang mengawasi dan mencatat setiap perbuatan baik dan buruk yang dilakukan.

3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT

Setiap umat Islam juga mesti mengimani kitab-kitab yang diturunkan Allah SWT yakni kitab Zabur kepada Nabi Daud AS, kitab Taurat kepada Nabi Musa AS, kitab Injil kepada Nabi Isa AS, dan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW.

Percaya kepada kitab berarti mengamalkan apa yang terdapat dalam kitab suci tersebut. Umat Islam mesti berpegangan pada Alquran dalam menjalankan kehidupan.

4. Iman kepada nabi dan rasul

Setiap Muslim juga harus meyakini Allah mengutus nabi dan rasul untuk menyampaikan wahyu. Terdapat 25 nabi dan rasul yang wajib diimani yakni dari nabi pertama Nabi Adam AS hingga nabi terakhir Nabi Muhammad SAW.

Percaya pada nabi dan rasul diwujudkan dengan meyakini serta meneladani setiap kisahnya. Umat Islam juga mesti mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW.

5. Iman kepada hari akhir

Umat islam harus percaya bahwa hari akhir atau hari kiamat pasti akan terjadi. Terdapat dua kiamat yang diyakini yakni kiamat sugro atau kiamat kecil dan kiamat kubro atau kiamat besar.

Kiamat sugro berupa bencana alam dan juga kematian. Sedangkan kiamat kubro berarti hancurnya semua alam semesta dan tanda dimulainya kehidupan akhirat.

Iman kepada hari kiamat ditandai dengan berperilaku dan beribadah dengan baik bahwa setiap amal dan perbuatan bakal diperhitungkan dan dibalas Allah di hari kiamat.

6. Iman kepada qada dan qadar

Terakhir, umat Islam mesti mengimani terdapat qada dan qadar yang baik maupun yang buruk. Allah sudah menetapkan baik dan buruknya takdir untuk umat-Nya.

Dengan beriman pada qada dan qadar, setiap orang yang beragama Islam harus berusaha dan juga berserah diri pada ketetapan Allah, apapun yang terjadi. Setiap orang juga harus berprasangka baik pada ketetapan Allah, baik dan buruknya, merupakan sesuatu yang baik untuk umatnya yang beriman dan bertakwa.

Rukun Islam - 5 Rukun Islam yang Wajib Dipahami Umat Muslim

Sebagai seorang Muslim, wajib sekali untuk mengetahui, mengimani dan mengamalkan Rukun Islam. Rukun Islam merupakan pilar atau pondasi bagi umat Muslim. Oleh karena itu, seorang Muslim sudah sepatutnya menjaga pondasi keislaman dalam diri agar selamat di dunia dan akhirat.

Rukun Islam itu ada 5 yaitu, mengucapkan syahadat, mengerjakan salat, mengeluarkan zakat, mengerjakan puasa di bulan Ramadan, dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.

Pengertian Rukun Islam

Menurut Slamet Mulyono dalam buku Rukun Islam, Rukun Islam artinya pokok-pokok ajaran Islam, dan sebagai seorang yang beragama Islam harus mengamalkan pokok-pokok ajaran islam tersebut.

Selain itu, dalam buku Tuntunan Lengkap Rukun Islam & Doa: Kunci Beragama Secara Kafah karya Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, para ulama menjelaskan dari Rukun Islam ada yang menjadi persyaratan mutlak dalam mengukur keislaman seseorang, tapi ada juga yang tidak. Syahadat menjadi rukun mutlak sementara Rukun Islam yang lain tidak.

Artinya, apabila seorang muslim tidak bersyahadat maka bisa dikatakan ia bukan seorang muslim atau beragama islam. Namun, apabila seorang Muslim tidak melaksanakan rukun Islam selain syahadat, tidak berarti ia bukan Muslim yang taat.

Lain halnya jika seorang Muslim tidak menjalankan rukun Islam karena malas. Hal ini dianggap sebagai bentuk pengingkaran seorang muslim terhadap Rukun Islam, dan bisa disebut ke dalam kategori umat yang belum taat.

Rukun Islam Pertama: Syahadat

Syahadat merupakan rukun islam yang pertama. Syahadat artinya bersaksi mengakui adanya Allah dan Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah. Seorang muslim dan orang yang ingin masuk ke dalam Islam, harus melafalkan dua kalimat syahadat sebagai syarat mutlak.

Melafalkan berarti harus mengetahui arti dan makna dari kalimat Syahadat itu sendiri, diyakini dalam hati serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut bacaan kalimat Syahadat beserta arti dan latinnya:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah

Artinya:

"Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah".

Rukun Islam Kedua: Salat

Salat merupakan rukun Islam kedua. Ibadah ini wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.

Dalam buku Rukun Islam, salat artinya berdoa atau mengagung kan ucapan-ucapan atau perbuatan yang diawali dengan takbiratul-ihram dan di akhiri dengan salam. Dalam sehari semalam ada lima waktu salat yang wajib dikerjakan yaitu, salat Subuh, salat Zuhur, salat Asar, salat Magrib dan salat Isya.

Rukun Islam Ketiga: Zakat

Dalam buku Ensiklopedia Rukun Islam Zakat berdasarkan etimologi, Zakat berasal dari kata (bahasa Arab): “zakkaa - yuzakkii - tazkiyatan - zakaatan” yang artinya memiliki arti bermacam-macam, yaitu thaharah (mensucikan), namaa’ (tumbuh atau berkembang, barakah (karunia Allah diberikan kepada hamba-Nya), atau amal soleh.

Kemudian, menurut terminologi syariat (istilah), zakat adalah bagian dari sejumlah harta tertentu di mana harta tersebut telah mencapai syarat nishab (batasan yang wajib dizakatkan), yang diwajibkan Allah SWT untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu.

Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 43:

وَ اَقِیۡمُوا الصَّلٰوۃَ وَ اٰتُوا الزَّکٰوۃَ وَ ارۡکَعُوۡا مَعَ الرّٰکِعِیۡنَ

Artinya:

"Dan dirikanlah shalat, serta tunaikan zakat, dan rukuklah bersama dengan orang-orang yang ruku".

Rukun Islam Keempat: Puasa

Rukun Islam selanjutnya yaitu, puasa. Puasa merupakan ibadah menahan diri atau berpantang makan, minum, dan segala yang membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari.

Menurut Az-Zaharani dalam buku Konseling terapi: Musfir bin Said Az-Zahrani, puasa adalah satu latihan untuk mengendalikan nafsu syahwat. Puasa juga mendorong seseorang untuk berperilaku baik, mendengarkan kata hati tanpa harus seorang pun mengawasinya, berlatih bersabar dalam memikul beratnya tanggung jawab dalam mencari nafkah dan dalam setiap permasalahan hidup.

Rukun Islam Kelima: Haji

Rukun Islam terakhir yaitu, menunaikan ibadah Haji. Menurut Drs. Syarif Hidayatullah dalam buku Ensiklopedia Rukun Islam Haji ada berbagai macam arti haji. Yang pertama secara lughawi (bahasa), haji diartikan dengan sengaja-menyengaja, qashd yakni maksud, tujuan-menuju atau mengunjungi.

Sedangkan menurut etimologi haji ialah, menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksana kan ritual ibadah tertentu pula. Tempat yang dimaksud yaitu, Ka'bah, Mas’a, Arafah, Muzdalifah dan Mina dan untuk waktunya yaitu bulan haji (Dzulhijjah).

Haji merupakan bagian Rukun Islam yang terakhir. Namun, hanya orang-orang mampu yang diwajibkan untuk menunaikan ibadah Haji.

فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ ۖ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

Fiihi aayaatun bai-yinaatun maqaamu ibraahiima waman dakhalahu kaana aaminan walillahi ‘alannaasi hijjul baiti maniistathaa’a ilaihi sabiilaa waman kafara fa-innallaha ghanii-yun ‘anil ‘aalamiin(a)

Artinya: “Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barang siapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajipan manusia terhadap Allah adalah melaksana kan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajipan) haji, maka ketahui lah bahwa Allah Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam". - QS. Ali Imran [3]:97

Adapun ibadah yang dapat dilaksanakan oleh manusia untuk memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah dapat berifat umum maupun khusus. Ibadah yang bersifat khusus adalah ibadah yang langsung ditujukan kepada Allah SWt seperti shalat, baik shalat wajib ataupun shalat sunnah, puasa (baca puasa ramadhan dan keutamaan puasa senin kamis), zakat (baca penerima zakat dan syarat penerima zakat), haji (baca syarat wajib haji) dan ibadah lainnya yang sifatnya sunnah seperti membaca Alqur’an (baca manfaat membaca Alqur’an dalam kehidupan dan manfaat membaca alqur’an bagi ibu hamil), bersedekah (baca keutamaan bersedekah). Adapun ibadah yang dilakukan secara umum adalah ibadah yang kaitannya dengan hubungan manusia dengan sesamanya seperti menyambung tali silaturahmi (baca keutamaan menyambung tali silaturahmi) dan tolong menolong antar sesama sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk sosial

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al hujurat : 13)

2. Menjalankan perannya sebagai khalifah

Manusia adalah khalifah di muka bumi dan setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Istilah khalifah disini adalah pemimpin dimana manusai bertanggung jawab menjaga keberlangsungan hidupnya dan alam sekitarnya. Sebagai makhluk yang dikaruniai akal maka manusia memiliki kewajiban untuk mengelola sumber daya alam dan menjaga kelestariannya. Tidak hanya itu, manusia juga berkewajiban untuk menjaga dirinya sendiri dari perilaku yang tidak baik karena setiap perlakuan atau perbuatan manusia di dunia kelak akan dimintai pertanggung jawabannya. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Albaqarah ayat 30 yang bunyinya (baca hakikat manusia menurut islam)

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.(QS Al Baqarah :30)

3. Meneruskan Ajaran islam

Tidak hanya beribadah dan menjalankan tugasnya sebagai khalifah, manusia juga wajib menuntut ilmu dan meneruskannya (baca hukum menuntut ilmu) pada generasi selanjutnya agar ajaran islam tetap terjaga hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan menurut islam yang menyebutkan bahwa ilmu pendidikan islam bukan hanya ilmu yang diajarkan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT akan tetapi juga untuk menuntun perilaku manusia dan menunjukkan perbuatan amar ma’ruf nahi mungkar. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah surat Al imran ayat 104 yang bunyinya


وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ


“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.“(QS Al Imran : 104)


Tujuan hidup manusia tersebut hendaknya dipahami dan dilaksanakan oleh manusia karena tanpa tercapainya tujuan hidup tersebut maka tuhas manusia di bumi ini tidaklah dapat terpenuhi.